expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 21 July 2013

Ramadhan tiba lagi..



Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:

1. Puasa: Allah memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam. Firman Allah yang bermaksud:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)
firman Rasulullah yang bermaksud:
"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah I dan Muhammad r adalah rasul Allah I, mendirikan solat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram"
Puasa di bulan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah.

2. Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah r bersabda yang bermaksud:
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim. 
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, kerana pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an.

Dalam hadits Ibnu Abbas t yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah r melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril u di setiap bulan Ramadhan.

3. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan solat Tarawih berjamaah: Solat Tarawih disyari'atkan berdasarkan hadits 'Aisyar radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah r keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau solat di masjid, dan solatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan solat (di malam kedua), banyaklah orang yang solat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah r keluar dan melaksanakan solatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah r hanya keluar untuk melaksanakan solat Subuh. Tatkala selesai solat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, 'Sesungguhnya kedudukan kamu tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kamu, lalu kamu tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah r wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim). 
Setelah Rasulullah r wafat, syariat telah mantap, hilanglah segala kekhawatiran. Disyari'atkan solat Tarawih berjamaah tetap ada kerana telah hilang 'illat (sebabnya), kerana 'illat itu berputar bersama ma'lul, ada dan tiadanya. Di samping itu, Khalifah Umar telah menghidupkan kembali syari'at solat Tarawih secara 4 berjemaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah rpada masa itu.

4. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, iaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Firman Allah yang bermaksud:
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3)
Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah r bersabda yang bermaksud:
"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam 'Lailatul qadar' semata-mata kerana iman dan mengharapkan pahala dari Allah I, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.
Menghidupkan Lailatulqadar adalah dengan memperbanyak solat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdo'a, membaca selawat.

5. I'tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I'tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar'i, i'tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah I dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari'at. I'tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah r, seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Sesungguhnya Nabi r selalu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sesudah beliau." Muttafaqun 'alaih.
6. Memperbanyak sedekah: Rasulullah r adalah orang yang paling pemurah, dan beliau r lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas t, ia berkata:
"Rasulullah r adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril u menemui beliau, …HR. al-Bukhari. 
7. Melaksanakan ibadah umrah: salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah r menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang bermaksud:
"Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji." 

Zuhkey's Blog | via Tumblr 

He Knows

Kita Bukan Lemah | iluvislam.com

tumblr

Islamic Quotes

Dear Woman

Servant Of ALLAH(swt) - Page 1 of 2 | via Tumblr

mUsLim lIfE..


(10) Tumblr

ツ | via Facebook


Remind me

Penyakit Hati

1. Penyakit hati terhadap Allah.
2. Penyakit hati terhadap manusia.


Penyakit hati terhadap Allah:


-     Tidak khusyuk beribadah

-     Lalai dari mengingat Allah
-     Tidak yakin dengan Allah
-    Tidak ikhlas dengan Allah
-     Tidak takut pada ancaman Allah
-     Tidak harap pada rahmat Allah
-     Tidak redha akan takdir Allah
-    Tidak puas dengan pemberian Allah 
-    Tidak sabar atas ujian Allah 
-    Tidak syukur atas nikmat Allah
-    Tidak terasa di awasi Allah
-    Tidak terasa kehebatan Allah 
-    Tidak rindu dan cinta dengan Allah 
-    Tidak tawakal kepada Allah
-    Tidak rindu pada syurga dan tidak takut pada neraka
-    Cinta dunia, membuang waktu dengan sia-sia.
-    Penakut (takut pada selain Allah)
-    Ujub
-    Riya' 
-    Gila pujian dan kemasyhuran.


Sedangkan penyakit hati (mazmumah) terhadap manusia:

-    Benci membenci.

-    Rasa gembira kalau dia mendapat celaka dan rasa  sedih kalau dia berjaya
-    Mendoakan kejatuhannya 
-    Tidak mahu meminta maaf dan tidak memaafkan kesalahannya.
-    Hasad dengki
-    Dendam 
-    Bakhil
-    Buruk sangka.
-    Tidak bertimbang rasa.
-    Tidak bertoleransi.
-    Tidak tolong-menolong.
-    Tamak
-    Keras hati
-    Mementingkan diri sendiri.
-    Sombong.
-    Tidak sabar dengan ulah manusia.
-    Memandang hina kepada seseorang
-    Riya'
-    Ujub 
-    Merasa diri bersih.

Amalan Baik Di Bulan Ramadhan..



Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:

1. Puasa: Allah memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam. Firman Allah yang bermaksud:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)
firman Rasulullah yang bermaksud:
"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah I dan Muhammad r adalah rasul Allah I, mendirikan solat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram"
Puasa di bulan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah.

2. Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah r bersabda yang bermaksud:
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim. 
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, kerana pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an.

Dalam hadits Ibnu Abbas t yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah r melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril u di setiap bulan Ramadhan.

3. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan solat Tarawih berjamaah: Solat Tarawih disyari'atkan berdasarkan hadits 'Aisyar radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah r keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau solat di masjid, dan solatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan solat (di malam kedua), banyaklah orang yang solat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah r keluar dan melaksanakan solatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah r hanya keluar untuk melaksanakan solat Subuh. Tatkala selesai solat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, 'Sesungguhnya kedudukan kamu tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kamu, lalu kamu tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah r wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim). 
Setelah Rasulullah r wafat, syariat telah mantap, hilanglah segala kekhawatiran. Disyari'atkan solat Tarawih berjamaah tetap ada kerana telah hilang 'illat (sebabnya), kerana 'illat itu berputar bersama ma'lul, ada dan tiadanya. Di samping itu, Khalifah Umar telah menghidupkan kembali syari'at solat Tarawih secara 4 berjemaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah rpada masa itu.

4. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, iaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Firman Allah yang bermaksud:
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3)
Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah r bersabda yang bermaksud:
"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam 'Lailatul qadar' semata-mata kerana iman dan mengharapkan pahala dari Allah I, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.
Menghidupkan Lailatulqadar adalah dengan memperbanyak solat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdo'a, membaca selawat.

5. I'tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I'tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar'i, i'tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah I dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari'at. I'tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah r, seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Sesungguhnya Nabi r selalu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sesudah beliau." Muttafaqun 'alaih.
6. Memperbanyak sedekah: Rasulullah r adalah orang yang paling pemurah, dan beliau r lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas t, ia berkata:
"Rasulullah r adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril u menemui beliau, …HR. al-Bukhari. 
7. Melaksanakan ibadah umrah: salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah r menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang bermaksud:
"Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji." 

Zuhkey's Blog | via Tumblr